Matrix Boston, Strategi Untuk Diversifikasi Bisnis

Berikut ini adalah penjelasan versi Jaya Setiabudi, tentang Matrix Boston dalam aplikasi strategi diversifikasi bisnis.



Sapi Perah
Awalilah usaha Anda dengan sapi perah, yaitu bisnis yang dapat menghasilkan cashflow harian atau bulanan, hingga bisa mencukupi kebutuhan Anda sehari-hari. Tak perlu jenis bisnis yang rumit dan inovatif, cukup ikuti saja apa yang diperlukan orang sehari-hari, contoh gampangnya adalah buka lapak di pasar, berjualan sayur, buka warung bakso, atau bisnis-bisnis yang sudah jelas ada kebutuhan pasarnya. 

Hanya saja bisnis seperti ini, biasanya kecil marginnya. Bisa juga bisnis yang barusan atau sedang tren, seperti reseller brownis dan kripik pedas. Jika tak sanggup meremajakan diri, sapi perah akan berubah menjadi anjing piaraan, yang tak produktif lagi. Terbaik jika sapi perah dalam bentuk penghasilan pasif, seperti franchise yang sudah auto pilot. Jadi Anda punya waktu untuk mengembangkan usaha lainnya.


Anjing
Sebagian besar bisnis memiliki masa punah. Ada yang diakibatkan persaingan, ada juga karena trennya sudah habis (sun set). Sapi perah yang tadinya menghasilkan bisa berubah menjadi beban (anjing). Jika tak segera dijual, akan berbuntut kerugian. Bisa jadi anjing ini kelihatan mentereng secara fisik, tapi tak menghasilkan pemasukan atau arus kas positif. 

Seperti bisnis wartel dan warnet, dulu menjadi primadona sapi perah. Wartel tergilas oleh maraknya ponsel yang semakin murah, juga obral pulsa para operator. Warnet juga mulai kembang-kempis karena wifi gratis ada dimana-mana, modem dan pulsa sangat terjangkau.


Bintang
Idealnya saat sapi perah masih berjaya dan berlimpah, jangan terlena berfoya ria. Bangunlah bintang masa depan, yang akan menjadi sapi perah beberapa dekade berikutnya.

Bintang sudah terlihat jelas prospeknya, tapi masih memerlukan pembiayaan/pemeliharaan. Sapi perah membiayai bintang hingga siap panen. Ibarat kebun sawit, selama 4 tahun pertama memerlukan perawatan. Setelah siap panen, tak akan berhenti hingga 25 tahun. Bintang bisa juga berupa bisnis yang tadinya hasil eksperimen (tanda tanya), namun sekarang sudah mulai tampak titik terang prospeknya.


Tanda Tanya
Kadang tak semudah itu menemukan bintang. Jikapun ada bintang yang sudah terlihat, biasanya orang lain pun sudah melihatnya. Apalagi jika halangan kompetitor untuk masuk (barrier to entry) sangat tipis. Jadi keuntungan tak benar-benar besar, bahkan suatu saat akan berkurang kalau suplainya sudah berlebih dibanding permintaannya. 

Idealnya adalah, kita mencipta suatu mesin uang baru yang masih minim kompetisi. Memang memerlukan waktu dan biaya untuk riset dan uji coba. Bisa jadi kemungkinan berhasilnya 1 banding 100. Namun begitu tanda tanya ini menjadi Bintang Besar, makmurlah tujuh turunan.

Jika kita memahami siklus bisnis diatas, coba amati, jenis bisnis apa yang sedang kita jalankan saat ini? Sapi, Anjing, Tanda Tanya atau Bintang? Sudahkah kita dalam jalur bisnis yang benar?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fade Out Management : All About DJ

[Event] SEMINAR DREAM CATCHER MERRY RIANA #DC2015