Diskusi Entrepreneurship with Chairul Tanjung dan Jokowi

Oleh : Bong Rizqi

Siapa sih yang nggak seneng kalau komunitasnya di undang oleh Kompas Gramedia? Apalagi acaranya bukan acara biasa: Diskusi Entrepreneurship bersama Chairul Tanjung dan Joko Widodo. Sebagai anggota komunitas TDA Kampus, tentu saya sangat senang saat komunitas saya mendapatkan undangan tersebut. Ketemu Jokowi? Ketemu Pak CT? Oh My God! 

By the way, tulisan ini saya dedikasikan buat kawan-kawan saya di TDA Kampus Jogja yang nggak bisa datang ke Jakarta kemarin. Mereka tidak bisa hadir karena ada yang sibuk di usahanya, ada yang kuliah, ada yang punya agenda lainnya, dan kendala lainnya.

diskusi entrepreneurshop, tda kampus jogja, jokowi, chaerul tanjung


Awalnya begini kawan. Saya tahu info diskusi tersebut dari Yora Anasthasa, kawan saya di Depok. Dia men-share info diskusi tersebut di grup TDA Kampus. Lalu saya kontak dia, saya tanyakan apakah boleh yang dari Jogja hadir ke diskusi tersebut. Dia menjawab sangat boleh. Yeah! Akhirnya ada kesempatan untuk bertemu pak Jokowi dan pak CT setelah kemarin gagal bertemu di acara Pesta Wirausaha 2013. 

Cerita sedikit ya, sudah tiga kali saya ikut event yang mengundang pak Chairul Tanjung, tetapi dari tiga event itu, saat-saat mendekati hari H, pak CT nggak bisa hadir. Tiga event tersebut adalah : Acara Entrepreneur di UGM yang di adakan oleh SETY UGM, acara Entrepreneur di UIN Sunan Kalijaga yang diadakan oleh Cendi UIN, dan acara Pesta Wirausaha 2013. Yah, barangkali karena beliau sibuknya luar biasa. Untuk acara kali ini saya sangat yakin pak Chairul Tanjung pasti hadir.

Sabtu, 16 Maret 2013 pukul 23.50 WIB, saya dan beberapa kawan di TDA Kampus Jogja meluncur ke Ibu kota Jakarta untuk dua acara. Pertama, menghadiri acara Diskusi Entrepreneurship bersama Jokowi dan Chairul Tanjung di gedung SMESCO Jakarta itu. Kedua, untuk mengantar salahsatu kawan saya di TDA Kampus, Ardan, yang ikut program Spirit GKN di Gelora Bungkarno.

Dengan menggunakan mobil Avanza terbaru, saya, Sevi, Ardhan, Nuris, Ali Baba, mbak Sri, pak Iwan, dan sang supir sampai di gedung SMESCO Jakarta pada hari Minggu, 17 Maret pukul 12.30 WIB. Meskipun acara di mulai pukul 14.00 WIB, tetapi suasana depan gedung SMESCO siang itu sudah sangat ramai. Banyak peserta yang sibuk berfoto di depan papan acara. Entah itu namanya apa. 

Setelah menunaikan sholat dhuhur, saya dan kawan2 beranjak ke ruang acara. Acara diskusi berada di lantai dua. Wah, padatnya luar biasa peserta yang antri masuk dan registrasi di lantai dua. Untuk peserta yang mendapat undangan lewat TDA Kampus bisa langsung registrasi di stand TDA Kampus yang dihandle oleh Mega, pengurus TDA kampus Depok. Untuk peserta yang mendapat undangan lain, registrasi di stand komunitas Transmania dan Kompas Gramedia.

Diskusi Entrepreneurship dimulai.

Peserta seminar yang tadinya hanya ditargetkan 2000 peserta membludak menjadi 5000 peserta. Panitia kwalahan. Banyak peserta yang duduk lesehan dan banyak juga peserta yang berdiri. Ruang acara penuh. Tapi, berkat kecerdasan dua MC acara tersebut, Duo MC dari 2 TV, Tifanny Raytama - Reportase Trans TV dan Andri Djarot - Redaksi Pagi Trans 7.

Paduan suara dari London School dengan Cublak Cublak Suwengnya dan Bank Mega dengan ciri khasnya tampil sebagai pembuka acara Diskusi Entrepreneurship dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama-sama. Setelah itu, wakil pimpinan direksi Kompas, pak SL Sularto menyampaikan maksud dan tujuan acara diskusi tersebut.

“Kami juga ingin menjadi bagian dari berkembangnya semangat untuk berwirausaha di Indonesia saat ini. Maka dari itu, kami menghadirkan Chairul Tanjung si Anak Singkong dan tamu undangan spesial yaitu, pak Jokowi. Kalian yang masih sekolah, belajarlah dari kedua tokoh pengusaha nasional ini.” Kata pak Sularto dalam sambutannya. Beliau juga menyampaikan maaf karena pak Jacob Oetama tidak bisa hadir karena alasan kesehatan.

Diskusi pertama, Joko Widodo tampil. Dengan pakaian khasnya, kemeja putih yang tidak dimasukkan dan celana panjang hitam, seketika menjadi pusat perhatian semua peserta. Sebelum Jokowi berbicara, ada video tentang 8 prestasi Jokowi yang ditampilkan oleh panitia. Kalau bisa saya ulas videonya lewat tulisan, isinya seperti ini:

Jokowi, The Phenomenon
  • Memimpin  Solo dengan Hati. Memindahkan pedagang kaki lima ke tempat lain tanpa ribut.
  • Inisiator Mobil Esemka
  • Trend setter gaya baru dalam berkampanye. Yaitu memakai baju kotak-kotak, dan membuat lagu Jokowi yang di aransemen dari lagunya One Direction.
  • Blusukkan dan Inspeksi Dadakan.
  • Penanganan Banjir ala Jokowi – Langsung turun tangan, masuk gorong-gorong, dan lainnya.
  • Menjadi sahabat buruh. Menaikkan upah minimum pegawai di Jakarta dari 1,9 juta menjadi 2,2 juta.
  • Walikota terbaik no. 3 di Dunia.
  • Berhasil mengadakan Jakarta Night Festival saat malam tahun baru dari Senayan sampai Thamrin.
Menurut Jokowi, wirausaha itu adalah merubah sesuatu yang biasa saja menjadi bernilai. 

diskusi entrepreneurshop, tda kampus jogja, jokowi, chaerul tanjung

“Susah modal? Saya kasih tahu ya kunci sukses utama saya berwirausaha, itu paling penting mulai dulu. Berapapun modalnya. Share kan ide kamu ke orang yang tepat. Lama kelamaan, kalau kinerjamu bagus dan bisa dipercaya, investor itu datang sendiri.” Jokowi membuka percakapannya.

Pada tahun 1988, setelah lulus dari Fakultas Kehutanan UGM, jokowi merintis usaha furniture dan mebel. Dengan tenaga karyawan hanya 3 orang, modal yang pas-pasan, dan keahlian membuat mebel yang masih kurang, Jokowi tetap membuka usahanya. Awalnya, Jokowi menargetkan pasar di Solo, Jogja, dan Jakarta. 

“Waktu awal-awal saya usaha, saya tiap hari berada di toko saya. Ya, memang harus begitu. Dari subuh langsung  kerja sampai tengah malam, kalau perlu sampai pagi lagi. Nggak ada liburnya. Kalau jam kerja kita sama kayak orang lain, kerja jam 8 pagi sampai jam 4 sore selesai, nggak usah mimpi jadi orang sukses. Kalau mau sukses ya harus punya nilai lebih dari yang lain.” Tutur Jokowi dengan gayanya yang santai tapi serius.

“Siapa disini yang suka gonta-ganti bisnis? Saya jamin kalau kalian gonta-ganti bisnis terus menerus, nggak bakalan berhasil kalian. Harus fokus! Oke lah kalau harus banting setir. Tapi, masa baru setengah tahun, satu tahun, sudah ganti lagi. Baru mau lulus SD, mau lulus SMP, mulai lagi dari awal. Kapan sampainya? Memulai bisnis itu memang harus pakai tekad yang kuat. Setelah itu, kalau ada masalah ya dihadapi. Jangan hanya tekad aja yang besar. Setelah tekad itu pasti ada yang namanya masalah. Hadapi!”

“Saya dulu fokus betul di furniture. Satu, sampai lima tahun pertama memang berat banget buat saya. Tahun 1990, saya ekspor pertama ke Taiwan.  Karyawan saya nambah jadi 7 pegawai. Itu masih berat. Makanya, badan saya kurus begini. Jarang istirahat. Nah, mulai tahun 1997 sampai sekarang alhamdulillah sudah mulai bisa berjalan sendiri. Karyawan saya ada 1200, dan setiap bulan saya ekspor 23-25 kontainer ke berbagai negara di Eropa, Amerika, dan Asia. Tapi anehnya, badan saya masih aja kurus begini...” Semua peserta tertawa dan bertepuk tangan sangat meriah dengan apa yang pak Jokowi ceritakan.

Mengenai awal mula Jokowi terjun di dunia politik juga sebetulnya tidak pernah ia rencanakan. Meskipun dalam hatinya terselip rasa ingin membangun Solo menjadi kota yang nyaman dan rakyatnya sejahtera, tetapi ia tidak pernah bermimpi menjadi seorang walikota. Cerita dirinya menjadi seorang walikota tidak jauh berbeda dengan cerita dirinya menjadi seorang gubernur DKI saat ini, yaitu dicalonkan oleh pihak lain yang merasa bahwa Jokowi bisa memimpin.

“Ya, meskipun sebelumnya saya nggak ada rencana jadi walikota, tapi saya bersyukur karena saya diberi ‘arena’ untuk membangun kota saya, Solo.” Kata Gubernur DKI tersebut.

Cara memimpin Jokowi dengan background seorang entrepreneur terbukti berhasil. Birokrasi lama yang membosankan, terjebak rutinitas, berbelit-belit, orientasi prosedur, dan takut resiko seperti menunggu perintah atasan, berhasil dirubah oleh Jokowi. Birokrasi barunya lebih mengutamakan inovatif, berorientasi pada hasil, inisiatif, dan berani ambil resiko.

“Kalau dulu, pelanggan saya adalah pembeli du toko saya. Pelanggan saya sekarang adalah masyarakat. Jadi, saya harus sering bergaul dengan masyarakat. Sekarang bukan lagi era horisontal yang mengharuskan pejabat tinggi gaulnya sama eksekutif-eksekutif. Sekarang adalah era blusukan. Gaulnya sama masyarakat supaya tahu titik permasalahannya dimana. Kadang kalau nggak dekat sama masyarakat, berita dari bawahan saya yang sampai ke saya nggak detail dan banyak tambahan ini dan kurang itu.”

Di era digital ini, menurut Jokowi, tidak perlu sering-sering rapat di kantor. Rapat bisa lewat twitter, skype, whats app, facebook, dan banyak teknologi baru lainnya. Jokowi memang terkenal sebagai pejabat yang tidak betah berlama-lama di belakang meja.

“Saat ini saya sedang membangun sistem. Yah, kadang eror kadang berhasil. Kemarin ada lelang jabatan. Ini lagi dirancang Kampung Backpacker yang khusus untuk pelancong supaya betah di Jakarta. Banyak ide-ide bagus dari masyarakat.  Dan kita harus terus dekat dengan mereka.” Tutur Jokowi.

Jokowi mengakhiri perbincangannya dengan humor. Beliau memperkenalkan ajudannya yang bernama Desta. Ini sangat menarik dan membuat semua peserta nggak bisa menahan tawa. Cerita tentang Jokowi dan ajudannya. Dulu, pak Jokowi saat menjadi walikota Solo, ajudannya itu lebih besar dan lebih muda daripada pak Jokowi. Otomatis, yang sering di sapa oleh tamu itu bukan Jokowinya, tapi ajudannya.

“Satu bulan saya tahan. Dua bulan berjalan, saya mulai gelisah. Bulan ketiga, ajudannya saya ganti. Dan, sekarang saya sama Desta, ganteng saya kan?.” Peserta tertawa semua saat melihat ajudan Jokowi tersebut.
Desta adalah salah satu lulusan dari STPDN. Dan dia sangat beruntung karena Jokowi percaya betul dengan dirinya.

diskusi entrepreneurshop, tda kampus jogja, jokowi, chaerul tanjung

Setelah Jokowi selesai, giliran pak Chairul Tanjung yang maju. Sebelum maju, panitia juga memutarkan video tentag kisah sukses pak Chairul Tanjung dari sejak SMP sampai sekarang ini. Videonya sangat menginspirasi. Banyak peserta yang meneteskan air mata.

Gaya presentasi pak CT sangat lugas dan jelas.  Beliau lebih suka berdialog langsung dengan peserta daripada mempresentasikan mengenai dirinya, karena semuanya sudah di ceritakan oleh beliau di buku Chairul Tanjung di Anak Singkong.

Setengah jam pertama, beliau  menyampaikan 4 intisari dari buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong. Lebih spesifiknya, bagaimana dan apa kunci sukses pak Chairul Tanjung sehingga bisa sebesar sekarang ini. Kalau bisa saya tuliskan 4 intisari tersebut disini, versi pak CT, kurang lebih seperti ini:

1. Sukses adalah hak semua orang. 

Siapapun orangtua adik-adik, entah kalian lahir dari keluarga mampu atau tidak mampu, syukurilah karena itu adalah anugerah dari Tuhan. Itu kunci utama. Bersyukur dengan keadaan orangtua kita. Karena kita nggak bisa memilih kan, mau lahir dari orangtua kaya atau miskin. Syukurilah anugerah Tuhan itu.

Nah, entah adik-adik dari keluarga apa saja, kalau mau sukses ya tergantung usaha dan upaya adik-adik. Saya lahir di keluarga miskin. 

Dan, trigger saya mengapa menjadi pebisnis sampai sebesar ini berawal dari saat saya masuk kuliah di UI. Saat saya sudah kuliah beberapa semester, ibu saya baru ngasih tahu saya kalau dulu bayar masuk kuliah dengan menjual kain halus ibu. Itu harta karun satu-satunya ibu.

Dari situ, saya syok berat. Saya sedihnya luarbiasa. Kalau tahu ibu menjual kainnya sebelum saya masuk kuliah, pasti saya lebih memilih untuk tidak kuliah saja. Sejak waktu itu, saya bersumpah dan berkomitmen tidak akan lagi meminta uang ke orangtua lagi. Saya ingin menjadi mandiri. Mau menjadi wirausaha tapi nggak bisa komitmen itu omong kosong menurut saya.


2. Mulai dari sesuatu yang dikuasai, yang bisa dikontrol, dan pastikan berhasil

Berhasil di saat awal itu penting, adik-adik. Mendapat sepuluh ribu pertama itu jauh lebih sulit dari mendapat satu milyar kedua. Itu pengalaman saya. Saat saya bisnis untuk pertama kali, yaitu bisnis foto kopi, penghasilan saya pertama adalah 15ribu. Dan setelah itu berhasil, rasa percaya diri saya betul-betul meningkat. Saya yakin bisa mendapatkan uang yang lebih besar lagi.

Kalau ada peluang di sekitar, just do it sampai menghasilkan do it (baca:duit). Untuk awal, nggak usah mengeluarkan modal. Networking dan kepercayaan adalah modal untuk awal-awal dan selanjutnya.


3. Sesuatu yang terjadi hari ini, tidak lepas dari apa yang terjadi di masa lalu

Dari kecil saya tinggal di pinggiran rel kereta. Hidup keras dan sering berurusan dengan preman. Darisitu saya sudah terbiasa hidup dengan tekanan, dan sekarang kuat terhadap tekanan itu penting supaya nggak gampang menyerah dengan keadaan.

Memasuki dunia sekolah dan kampus, saya aktif menjadi organisator. Disitulah saya belajar manajemen dan leadership. Dan itu sangat berguna untuk mengembangkan perusahaan-perusahaan saya sekarang ini.

Memasuki dunia setelah lulus, saya aktif di kegiatan sosial di masyarakat. Itu membuat saya lebih sensitif dan lebih tahu gerak-gerik dan kemauan masyarakat.

4. Optimis

Ibarat donat. Kalau optimis itu kuenya, kalau pesimis itu bolong-bolongnya kue itu. Nggak dapet apa-apa kalau kita pesimis terus. Optimislah kalau mau berhasil.

Banyak hal yang bisa kita pelajari dari beliau-beliau ini.

Disesi akhir acara, semua peserta berebut untuk berfoto dengan dua narasumber fenomenal tersebut. Bukan hanya itu, banyak juga yang berfoto dan meminta tanda tangan penulis buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong, pak Cahya Gunawan Direja, istri pa CT, Bu Anita dan anak pertamanya, Putri Indahsari. Weh, cantiknya luar biasa Putri itu bikin peserta yang cowok pada klepek2 . :)

“Oh ya, pak, ini dari komunitas TDA kampus mau foto bareng Bapak.” Kata salah satu ajudan pak CT kepada beliau.

“Oh ya. Ayoo sini..” Ajak pa CT. Kami bahagianya bukan main. Bahagia itu sederhana, bisa foto bareng pak CT saja bisa bahagia dan senang,  ya iyalah!

diskusi entrepreneurshop, tda kampus jogja, jokowi, chaerul tanjung

Selesai acara, saya dan kawan-kawan dari Jogja ketemu dan ngobrolin banyak hal bareng mas Arry, kak Yora, Mega, Kryt, dan teman-teman TDA Kampus Depok lainnya.

diskusi entrepreneurshop, tda kampus jogja, jokowi, chaerul tanjung

Malam harinya, kami istirahat untuk mempersiapkan agenda esok harinya, yaitu Spirit GKN di Gelora Bung Karno yang luar biasa hebohnya. Gimana nggak heboh! Ada NOAH, Kotak, Nidji, Daniel, Omesh, Oki, Meylani, pameran tari tradisional di remix, ada petinggi Microsoft, ada pak SBY, Jokowi, Hatta Rajasa, Syarif Hasan, Titiek Puspa, pak Ruhut, Putri Wirausaha, dan lebih hebohnya adalah peserta Spirit GKN yang memadati stadion Bung Karno itu lebih dari 50ribu peserta.

Lain waktu insyaAllah saya ceritakan hebohnya acara Spirit GKN tersebut, meskipun saya sadar, ramainya acara GKN itu susah kalau digambarkan pakai kata-kata, hanya bisa dirasakan kalau datang langsung ke Gelora Bung Karno. Hehehe :p

Malam itu, kami menginap di Wisma Jogja, Jl. Pedati Raya 116, Jakarta Timur 13340.


diskusi entrepreneurshop, tda kampus jogja, jokowi, chaerul tanjung


diskusi entrepreneurshop, tda kampus jogja, jokowi, chaerul tanjung

diskusi entrepreneurshop, tda kampus jogja, jokowi, chaerul tanjung

diskusi entrepreneurshop, tda kampus jogja, jokowi, chaerul tanjung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fade Out Management : All About DJ

[Event] SEMINAR DREAM CATCHER MERRY RIANA #DC2015