Kartini Kartini TDA Kampus Jogja
Kartini itu tidak hanya di jiwa wanita tp harus juga di pria.
Karena jiwa kartini sejujurnya adlh semngat menjadi lebih baik di masa depan.
Ada yang beda dengan kegiatan TDA Kampus
Jogja kali ini. Mungkin, ini baru pertama kali diadakan di komunitas Tangan Di Atas.
“Apanya yang beda? Pertama kali gimana?”
Ini lho, kawan-kawan TDA Kampus barusan
bikin event yang khusus buat cewek. Iya, khusus buat cewek-cewek calon pengusaha.
Hehe, amiin. Biasanya kan kalau TDA bikin event, yang datang mayoritas kaum
lelaki. Nah, dari hal itulah timbul inisiatif, “Sekali-kali coba bikin event
yang buat perempuan aja..” Maka, diadakanlah Woman Gathering TDA Kampus dengan
tema Woman In Action khusus untuk memperingati Hari Kartini tahun 2013 ini.
Nggak tanggung-tanggung, pengurus TDA
Kampus jogja mengundang dua narasumber yang super inspiratif. Beliau adalah mbak
Hanum Salsabiela Rais (ownernya AdiTV jogja, penulis buku 99 Cahaya di Langit
Eropa dan Jejak Langkah Amien Rais) dan Iffah M Dewi (perintis komunitas TDA di
Jogja, owner Sogan Batik Rejodani, Tokoh Tabloid Nova 2010).
Panitia juga mengundang beberapa santriwati dari PP Wahid Hasyim, PP Al Munawwir, dan PP Ali Maksum Yogyakarta untuk meramaikan acara tersebut. Acara dipandu oleh santriwati dari PP Wahid Hasyim, Nabeela Aditya. Tampil sebagai pembicara pertama adalah mbak Hanum Rais. Beliau menyampaikan materi Winning 2030.
Panitia juga mengundang beberapa santriwati dari PP Wahid Hasyim, PP Al Munawwir, dan PP Ali Maksum Yogyakarta untuk meramaikan acara tersebut. Acara dipandu oleh santriwati dari PP Wahid Hasyim, Nabeela Aditya. Tampil sebagai pembicara pertama adalah mbak Hanum Rais. Beliau menyampaikan materi Winning 2030.
“Waktu
saya mendapat undangan untuk sharing bareng teman-teman di komunitas TDA, saya
langsung jawab bisa. Karena ini komunitas yang bagus banget dan saya kenal
beberapa pendirinya.. Tetang Kartini, kartini
itu tidak hanya di jiwa wanita tp harus juga di pria. Karena jiwa kartini
sejujurnya adlh semngat menjadi lebih baik di masa depan.” Mbak Hanum
membuka sharingnya.
Umur 20 tahun, menurut mbak Hanum,
adalah umur yang sangat potensial. Apalagi masih mahasiswa, harus segera
menemukan passion hidupnya apa. Passion itu, menurut mbak Hanum, adalah gairah hidup dimana kita suka
mengerjakannya, bisa mengerjakannya, dan ada kepuasan atau rewardnya.
“Gini-gini, saya lulusan kedokteran
gigi lho, hehe. Tapi, saat umur 23 tahun, saya mulai menemukan gairah hidup
saya, passion saya. Ternyata, jiwa saya ada di jurnalisme. Passion saya adalah
menulis. Sejak saat itu, saya fokus di passion saya itu..” Tutur putri dari pak
Amien Rais tersebut.
“Dulu, zaman kerajaan, yang berkuasa
itu ya raja atau sultan. Tahun 1945, yang berkuasa para intelektual. Tahun 1965,
yang berkuasa orang militer seperti pak Harto. Tahun 1998, yang berkuasa para
aktivis. Tahun 2010 itu eranya para pengusaha yang berbicara. Nah, tahun 2030 ada
di siapa? Ya, kalian ini.. Kenapa kalian hidup dimasa sekarang ini? Nggak di
zaman kerajaan dulu? Pasti ada alasannya. Tuhan pasti punya alasan menciptakan
setiap makhluknya. Maka, berkaryalah!” jelas Mbak Hanum penuh semangat.
How productive are you. Mbak Hanum menekankan, anak muda harus punya visi dan misi dalam hidupnya. Visi itu adalah tujuan, misi itu
adalah cara mencapai tujuannya. Misi harus lebih dulu dari visi, supaya hidup tetap lebih hidup. Kalau kita baru bangun tidur, terus bingung mau ngapain hari itu, berarti kita nggak punya visi dan misi yang
jelas.
“Kalau sudah punya visi dan misi, tinggal dicari core valuenya.. manfaat apa yang bisa kamu berikan ke orang lain lewat visi dan misi hidupmu?” Tambah mbak Hanum.
“Kalau sudah punya visi dan misi, tinggal dicari core valuenya.. manfaat apa yang bisa kamu berikan ke orang lain lewat visi dan misi hidupmu?” Tambah mbak Hanum.
Kemudian, kalau mau menjadi Being Top
Of Mind, kata mbak Hanum, seseorang harus melatih passionnya 3 jam sehari,
setiap hari, dan selama 10 tahun. “Being Top Of Mind itu maksudnya, coba kalau
kalian ditanya penyanyi pop nomer satu didunia, kalian jawab apa? Michael Jackson.
Namanya sudah melekat dipikiran kita..” Mbak Hanum mencoba menganalogikan.
Saat ditanya tentang tips berbisnis,
mbak Hanum memberi tiga trik. “Pertama, ketahui dulu, nilai (value) apa yang
ada di bisnis kamu. Apa bermanfaat buat orang banyak apa nggak. Kedua, cari
strategimu. Tiap pebisnis pasti punya strategi masing-masing, tergantung target
pasarnya.. Ketiga, fokus. Kalau nggak fokus, nggak bakalan maksimal bisnisnya..
kemudian, ini penting, rajin rajin berdoa sama Allah. Rajin sholat Tahajjud
ya.. ” Mbak Hanum mengakhiri sesinya.
Disesi kedua, tampil pemilik brand
Sogan Batik Rejodani, mbak Iffah Dewi. Dengan membawakan tema "Semua Wanita Bisa Jadi Pengusaha, beliau lebih banyak bercerita tentang
awal merintis usaha Sogan Batik.
“Kalau tadi mbak Hanum syiarnya lewat
tulisan, saya syiarnya lewat usaha saya, Sogan Batik. Sogan Batik tadinya produksi
semua model pakaian. Ada rok mini, dan sebagainya. Tapi sekarang kami udah
banyak berbenah. Sekarang, kami hanya menerima pesanan batik khusus muslim saja.”
Mbak Iffah membuka sharingnya.
Dengan fokus di kalangan batik muslim
saja, tutur mbak Iffah, banyak sekali godaannya. “Dulu saya pernah dapet
orderan dari instansi, bikin rok mini. Profitnya gedee bangett. Itu godaannya
besar. Tapi, tetap saya tolak karena Sogan hanya memproduksi batik yang syar’i,
nggak mau kalau produksi rok mini.. Saya mencoba positif, mungkin itu bukan
rejeki saya. Dan Alhamdulillah, karena kami konsisten, Sogan terus berkembang
sampai sekarang ini.. kami sudah sering ekspor ke beberapa negara di Asia dan
Eropa.”
Mbak Iffah menambahkan, sebelumnya asas Sogan Batik adalah sekuler, motivasinya
duniawi, orientasinya profit dan pertumbuhan usaha, keuangannya nggak ada
jaminan halal, SDMnya professional aja, dan pemasarannya dengan segala cara.
Sekarang, asas Sogan adalah islam.
Motivasinya dunia akhirat. Orientasinya profit, pertumbuhan, dan keberkahan. Keuangannya
halal. Sumber daya manusianya professional, bertanggungjawab pada diri sendiri,
pada owner, dan bertanggungjawab ke Allah. Pemasarannya sesuai koridor jaminan
halal.
“Kalau mau berbisnis, tanya dulu
kepada dirimu sendiri, kenapa harus berbisnis. Kemudian, kalau bisa saya
tambahkan, passion itu juga harus ada nilai ibadahnya ke Allah. Jangan cuma passion-passion
aja.. Kemudian, kalau mau cepet maju
usahanya, harus punya banyak kenalan pengusaha. Disitu kamu bisa belajar
langsung sama orang yang sudah berhasil. Di TDA, udah banyak yang berhasil
berwirausaha, gabunglah di TDA insyaAllah banyak manfaatnya…” Mbak Iffah
mengakhiri sesinya.
Di akhir acara, panitia membagikan
doorprize berupa kaos cewek dari Ngartun milik mas Tomi kepada dua orang
peserta. Kalau mbak Hanum mengajak temen2 TDA Kampus untuk main ke AdiTV dan ikut acara di Adi TV, mbak Iffah mengajak temen2 putri TDA kampus untuk main ke Sogan untuk belajar berwirausaha.
Terima kasih mbak Hanum. Terima kasih mbak Iffah. Kami sangat senang bisa belajar banyak hari ini :)
Terima kasih mbak Hanum. Terima kasih mbak Iffah. Kami sangat senang bisa belajar banyak hari ini :)
Setelah acara, ada obrolan nakal
antara dua orang cowok yang kebetulan ada di lokasi acara tersebut.
A : “Wah, sekarang kayaknya istilah
cewek matre udah nggak ada lagi deh..”
B : “Lha kenapa?”
A : “Lha sekarang cewek-cewek udah
pada pinter cari penghasilan sendiri. Udah pada berani buka usaha sendiri..”
B : “Hahaha… kamu kalah, cowok nggak
berani buka usaha. Cowok tapi mentalnya mental tempe.. Pakai rok aja sana!”
A : “Eh, kamu juga. Ke laut aja sana! Haha..”
Hehe. Untuk foto-fotonya, bisa dilihat di facebook TDA Kampus Jogja
Komentar
Posting Komentar