Kopdar TDA Jogja - Story Telling
Penulis :
Rohmat Syahru Romadhon
UPN Veteran Jogja | TDA Jogja | TDA Kampus Jogja | Young On Top Yogyakarta
Bisnisman di Pepaya California dan Shaka Chocholate
Rohmat Syahru Romadhon
UPN Veteran Jogja | TDA Jogja | TDA Kampus Jogja | Young On Top Yogyakarta
Bisnisman di Pepaya California dan Shaka Chocholate
Jumat’, 01 Maret 2013, saya bersama lebih dari 30 orang komunitas Tangan Di Atas (TDA) Jogja kopdar di Angkringan Galau.
Acara
ini dimulai pukul 19.55 dan dipimpin oleh Mas Guk Seta. Acara yang
diprakarsai oleh Kelompok Master Mind (KMM) Lintas, salah satu KMM di
TDA Jogja, bertujuan untuk sharing dan saling mengevaluasi KMM yang
sudah dilaksanakan. Sekaligus membentuk KMM yang baru, terutama bagi
newbie seperti saya. Walaupun akhirnya KMMnya belum terbentuk juga,
karena sudah kemalaman, sehingga banyak yang sudah pulang, hehehe ;-D
Satu
bahasan yang cukup menarik dalam sharing tadi malam adalah tentang
Story Telling. Apa itu story telling? Story telling atau dalam bahasa
sederhananya yaitu usaha memberikan informasi melalui aktifitas
mendongeng. Story telling ini digunakan untuk berjualan produk. Semacam
soft selling gitulah. Jadi, kita memberikan informasi kepada calon
pembeli, informasinya harus benar loh ya, jangan yang bohong. Calon
pembeli menjadi teredukasi, menjadi tahu, dan harapannya sih tertarik
dengan produk kita.
Story telling juga telah digunakan
oleh perusahaan-perusahaan besar untuk memasarkan produknya. Perusahaan
air minum dengan jargonnya “mata air pegunungan yang masih perawan”,
rumput Fatimah di Arab Saudi yang mitosnya dapat membuat wanita hamil
menjadi mudah melahirkan, atau juga story telling tentang telur hitam
dari Korea Selatan yang dapat membuat panjang umur. Iya bener loh,
penduduk disana meng-klaim bahwa dengan mengonsumsi 1 butir telur saja
bisa membuat umur bertambah 7 tahun. Wah.. wah.. amazing bukan? Kalau
tertarik, langsung ke Korea saja, sekalian ketemu Suju dan SNSD,
hehehe.. :-D
Oke, kita ambil contoh perusahaan air
minum ya. Perusahaan air minum yang saat ini tersedia dalam berbagai
merk, mengedukasi masyarakat bahwa air minum yang paling baik adalah
yang asli dari mata air dari pegunungan. Karena mereka, bahkan kita,
beranggapan bahwa air dari mata air pegunungan itu masih suci, perawan,
belum dikotori campuran bahan kimia, dan bla bla bla sehingga dengan
story telling itulah mereka menjual. Pintar sekali bukan para perusahaan
itu mengedukasi kita, yang akhirnya kita menjadi tertarik meminum air
dari mata air pegunungan. Karena di kota tidak ada pegunungan, ya
akhirnya kita membeli produk air minum tersebut.
Apa
yang perusahaan air minum itu jual? Air kan? Dengan sedikit sentuhan
yang baik, dongeng yang membahana, seliter air yang biasanya bisa kita
dapat dengan gratis, kita beli dengan harga Rp 3.000. Kalau dari 250
juta penduduk indonesia, 1% saja yang membeli air kemasan tersebut, maka
bisa dihitung berapa penghasilan per harinya berapa. Mereka tidak
berjualan secara hard selling, mereka cukup membuat cerita yang baik,
lalu mengedukasi masyarakat agar tertarik, dan akhirnya membeli. Ehh..
tunggu, hard selling juga tetap dilakukan loh, yaitu oleh mereka
pedagang asongan di perempatan, di kereta api ekonomi, di pasar, dll.
Jadi,
apa bisnismu sekarang? Kerja dimana kamu sekarang? Kamu bisa jualan
produkmu dengan story telling. Buat cerita yang menarik, sisipkan
iklanmu disana. Buat calon pembelimu terkesima dan takjub dengan
ceritamu, lalu ending-nya, jual deh produkmu. hehehe..
Ingat!!
Informasi dan dongeng yang diberikan harus yang benar loh ya, jangan
mengada-ada. Kalau kamu memberikan informasi yang bohong, sekalinya
ketahuan, siap-siap saja dihamiki massa.
Komentar
Posting Komentar