TDA Jogja with Riyeke Ustadiyanto

A : "Mas, acara TDA malam ini dimana lokasinya? Minta rutenya Angkringan Galau ya..” 
B : "Di belakang kampus Amikom, mas. Kalau dari kampus UII Ekonomi lurus terus ke utara sampai perempatan, ambil kiri. Lurus terus 150 meter sampai ada jalan masuk ke utara, ambil kanan.. Habis itu, lurus terus sampai mentok. Nah itu sebelah kiri ada rumah joglo, namanya Angkringan Galau, :)"
 A : "Oke mas, cap cuuss :)"
Senin, 25 Februari 2013 adalah hari yang sangat spesial buat TDA Jogja. Gimana nggak spesial? Hari itu TDA Jogja kedatangan tamu istimewa dari kota Denpasar, Bali. Riyeke Ustadiyanto, atau biasa dipanggil Mas Keke namanya. Beliau adalah founder IPAYMU. Mas Keke adalah salah satu orang berpengaruh di dunia versi Om Sandiaga Salahudin Uno.

Lebih spesialnya lagi, kemarin sore nggak hujan. Karena, semua orang Jogja pasti tahu kalau sore hari menjelang malam, kota Jogja sering di guyur hujan deras dan angin kencang. Maka tidak heran, kalau acara tadi malam itu ramainya luar biasa. Sekitar 50 orang lebih hadir di Angkringan Galau untuk belajar dan sharing bisnis bersama mas Keke.

Acara sharing TDA Jogja dibuka sekitar pukul 19.30 WIB oleh Mas Wisnu sebagai moderator. Sebagai pembuka, mas Wisnu langsung bertanya kepada beberapa audiens.

“Mas, Kenapa ikut acara ini?” Tanya mas Wisnu.

“Lagi galau skripsi, mas.. Hehe makanya kesini, ke Angkringan Galau” Jawab audiens pertama.
“Saya mau belajar sama Mas Keke. Beliau kan salah satu pelatih termahal untuk bisnis online di Indonesia..” Jawab audiens kedua.
“Di ajak teman untuk ikut acara ini, yaudah, ikut saja..”Jawab audiens ketiga.

Dengan gaya mas Wisnu yang santai dan humoris, ia langsung memperkenalkan Mas Keke kepada peserta sharing TDA Jogja yang datang. Malam itu, Mas Keke tampil begitu santai mengenakan kaos oblong warna hitam dan celana jeans. Beliau membawakan materi dengan judul Lazypreneur.

Sejarah panjang suksesnya Mas Keke dimulai dari warnet di kota Jogja. 

"Saya lulus pada 1998, dari Jurusan Akuntansi Universitas Janabadra, Yogyakarta. Lalu, saya mencoba melamar kerja ke sana ke mari hingga ke Jakarta. Sudah puluhan lamaran kerja yang saya ajukan, itu pun tidak ada yang diterima.

Setelah setahun saya menganggur, saya memutuskan untuk jadi penjaga warnet saja. Waktu itu saya bilang sama yang punya warnet di Jogja, saya tidak digaji nggak apa-apa yang penting saya ditanggung makan sehari dua kali.  Ketika bekerja sebagai penjaga warnet, saya belajar mengenai SEO. 

Dan ketika itu pula, berkat keahlian SEC saya, sekitar 2001, saya ditawari untuk bekerja sebagai SEO technician di salah satu perusahaan online travel dari Eropa di Bali, Lastminute.com. Itu merupakan pertama kali saya bekerja formal dan tidak ada hubungannya dengan akuntansi. Dan itu kenapa saya pindah ke Bali." Mas Keke memulai perbincangan.

"Setelah bekerja selama 3 bulan di sana, ternyata terjadilah Bom Bali. Akibat dari peristiwa itu, semua karyawan dirumahkan. Namun saya berpikir, jika saya pulang ke Yogya, saya seperti kalah sebelum berperang. Akhirnya saya tetap menetap di Bali dan saya membangun Marketbiz tahun 2001.

Waktu itu, praktisi SEO dibayar sangat mahal dan hanya orang-orang Australia yang bisa menawarkan jasa itu ke pariwisata. Kebetulan waktu itu saya orang lokal yang berani menawarkan jasa itu di Bali. Berkat belajar SEO ketika saya menjadi penjaga warnet secara otodidak, saya dan team memberi layanan SEO untuk hotel-hotel dan vila di Bali dengan payung Marketbiz. Banyak sekali permintaan saat itu. Saya juga mencari klien sendiri. Klien saya yang pernah saya layani juga merekomendasikan saya ke koleganya. Klien-klien saya saat itu adalah hotel-hotel internasional. Itulah momentum saya." Peserta sharing TDA Jogja bertepuk tangan sangat meriah.

Siapa sangka, awalnya penjaga warnet tetapi sekarang mas Keke menjadi salah satu mbahnya internet marketing di Indonesia. Cerita ini adalah bukti bahwa internet membuka peluang bagi semua orang yang mau belajar dan berusaha keras.

“Mas, bisnismu apa sekarang?” Mas Keke bertanya ke Luqman, salah satu peserta sharing TDA Jogja yang lagi galau.

“Jasa pembuatan animasi pak.”
“Kenapa pilih bidang itu?”
“Saya kuliah di UNY. Saya punya banyak kenalan guru. Dan itu pasar yang besar menurut saya pak. Guru-guru sekarang kan banyak yang butuh itu.”
"Mm, umurmu berapa sekarang mas?"
"21 tahun pak.. Hehehe"

"Oh ya. Berarti itu berangkat dari apa yang ada. What, How, kemudian Why. Kalau saya mau memulai bisnis prinsip itu di balik. Dari why, mengapa orang-orang butuh IPAYMU, kemudian bagaimana caranya, lalu yang terakhir apa saja 'khasiat'nya..."

"Tetapi, anak muda umur 20-30 tahun itu wajar kalau masih mencari jati dirinya, mencari visinya apa. Supaya Kita harus berangkat dari visi kita apa dulu. Temukan apa visi hidupmu! Visi itu penting, supaya nanti ketika banyak masalah, pikiran kita nggak mentok dan gampang menyerah. Terus berusaha buat cari solusinya."

(tulisan ini bersambung, tunggu lanjutannya hehe, sambil nunggu foto acaranya juga.....)

Komentar

  1. PERTAMAXXX!!!
    Ga nyesel ikutan acara kemarin :D
    Meski kondisi fisik udah capek banget, jadi seger lagi dengerin pembahasan bisnis...

    "It's not about money, but how much your value that U give to the others", inspiratif...

    BalasHapus
  2. wah perlu di contoh perjuanganya...makaish ma sharenya...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fade Out Management : All About DJ

[Event] SEMINAR DREAM CATCHER MERRY RIANA #DC2015